Senin, 15 Desember 2014

KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN

Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar.  Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.
Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pengajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994 : 6)
•    Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar;
•    Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
•    Seluk-beluk proses belajar;
•    Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan;
•    Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
•    Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
•    Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;
•    Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
•    Usaha inovasi dalam media pendidikan.[1]
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’.  Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[2]
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran.[3]

Klasifikasi Media
1. Media Audio



Media audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber pesan ke penerima pesan. Media audio berkaitan erat dengan indra pendengaran.contoh media yang dapat dikelompokkan dalam media audio diantarany : radio, tape recorder, telepon, laboratorium bahasa, dll.

2. Media Visual




Media visual yaitu media yang mengandalkan indra penglihat. Media visual dibedakan menjadi dua yaitu (1) media visual diam (2) media visual gerak
a. Media visual diam contohnya foto, ilustrasi, flashcard,gambar pilihan dan potongan gambar, film bingkai, film rngkai,OHP, grafik, bagan, diagram, poster, peta, dan lain- lain.
b. Media visual gerak contohnya gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan sebagainya.

3. Media audio visual



Media audiovisual merupakan media yang mampu menampilkan suara dan gambar. Ditinjau dari karakteristiknya media audio visual dibedakan menjadi 2 yaitu (1) madia audio visual diam, dan (2) media audio visual gerak.
a). Media audiovisual diam diantaranya TV diam, film rangkai bersuara, halaman bersuara, buku bersuara.
b). Media audio visual gerak diantaranya film TV, TV, film bersuara, gambar bersuara, dll.

4. Media Serbaneka
Media serbaneka merupakan suatu media yang disesuaikan dengan potensi di suatu daerah, di sekitar sekolah atau di lokasi lain atau di masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran. Contoh media serbaneka diantaranya : Papan tulis, media tiga dimensi, realita, dan sumber belajar pada masyarakat.
a). Papan (board) yang termasuk dalam media ini diantaranya : papan tulis, papan buletin, papan flanel, papan magnetik, papan listrik, dan papan paku.
b). Media tiga dimensi diantaranya : model, mock up, dan diorama.
c). Realita adalah benda-benda nyata seperti apa adanya atau aslinya . contoh pemanfaatan realit misalnya guru membawa kelinci, burung, ikan atau dengan mengajak siswanya langsung ke kebun sekolah atau ke peternakan sekolah.
d). Sumber belajar pada masyarakat diantaranya dengan karya wisata dan berkemah
Latuheru (1988) menyatakan bahwa (1) media pembelajaran berguna menarik minat siswa terhadap materi  pembelajaran yang disajikan, (2) media pembelajaran berguna dalam hal meningkatkan pengertian anak didik terhadap materi yang disajikan, (3) media pembelajaran mampu menyajikan data yang kuat dan terpercaya .
Heinich, Malenda, Russel (1982) dalam Ilda Prayitno (1989) mengemukakan keuntungan penggunaan media dalam pembelajaran adalah:

1)   Membangkitakan ide-ide atau gagasan-gagasan yang bersifat konseptual, sehingga mengurang kesalahpahaman siswa dalam mempelajarinya.
2)   Meningkatkan minat siswa untuk materi pelajaran.
3)   Memberikan pengalaman-pengalaman nyata yang merangsang aktivitas diri sendiri untuk belajar.
4)   Dapat mengembangkan jalan pikiran yang berkelanjutan.
5)   Menyediakan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah didapat melalui materi-materi yang lain dan menjadikan proses belajar mendalam dan beragam.
Sehingga pembuatan media pembelajaran diperlukan untuk proses pelaksanaan pembelajaran dan proses berpikir siswa.

Manfaat positif dari penggunaan media
sebagai bagian integral pengajaran di kelas adalah sebagai berikut: 
1). Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. 
2). Pengajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. 
3). Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan. 
4). Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa. 5). Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan 
6). Pengajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan. 
7). Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. 
8). Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif,dalam proses belajar mengajar.

BERBAGAI JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang palng sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang.
Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media.
Rudy Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak):

1.      Media audio
2.      Media cetak
3.      Media visual diam
4.      Media visual gerak
5.      Media audio semi gerak
6.      Media visual semi gerak
7.      Media audio visual diam
8.      Media audio visual gerak

Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:

1.      audio    : Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
2.      cetak    : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3.      audio-cetak    : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4.      proyeksi visual diam    : Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
5.      proyeksi audio visual diam    : film bingkai slide bersuara
6.      visual gerak        : film bisu
7.      audio visual gerak        : film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi
8.      obyek fisik        : Benda nyata, model, spesimen
9.      manusia dan lingkungan        : guru, pustakawan, laboran
10.  komputer        : CAI

Schramm (1985) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi, teks). Selain itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas ruangan / kaset audio, video, OHP, slide, dll), media individual (untuk perorangan / buku teks, telepon, CAI).

Henrich, dkk menggolongkan:

1.      media yang tidak diproyeksikan
2.      media yang diproyeksikan
3.      media audio
4.      media video
5.      media berbasis komputer
6.      multi media kit.

Pada artikel ini, media akan diklasifikasikan menjadi media visual, media audio, dan media audio-visual.

jenis media belajar, diantaranya:

1.    Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2.    Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3.    Projected still media : slide; over head projektor (OHP), LCD Proyektor dan sejenisnya
4.    Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
5.    Study Tour Media : Pembelajaran langsung ke obyek atau tempat study seperti Museum, Candi, dll.

Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
Allen mengemukakan tentang hubungan antara media dengan tujuan pembelajaran, sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini :

Jenis Media    1    2    3    4    5    6
Gambar Diam    S    T    S    S    R    R
Gambar Hidup    S    T    T    T    S    S
Televisi    S    S    T    S    R    S
Obyek Tiga Dimensi    R    T    R    R    R    R
Rekaman Audio    S    R    R    S    R    S
Programmed Instruction    S    S    S    T    R    S
Demonstrasi    R    S    R    T    S    S
Buku teks tercetak    S    R    S    S    R    S

Keterangan :
R = Rendah S = Sedang T= Tinggi
1 = Belajar Informasi faktual
2 = Belajar pengenalan visual
3 = Belajar prinsip, konsep dan aturan
4 = Prosedur belajar
5= Penyampaian keterampilan persepsi motorik
6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.

A. MEDIA VISUAL
1.      Media yang tidak diproyeksikan

  a. Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
  b. Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
  c. Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:
  1) gambar / foto: paling umum digunakan
  2) sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.
  3) diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme.
  4) bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.
  5) grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.

2.      Media proyeksi
  1. Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:
      - Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu
      - Membuat sendiri secara manual

2. Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.

B. MEDIA AUDIO
1.      Radio

Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.

2.      Kaset-audio
Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Keuntungannya adalah merupakan media yang ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah.

C. MEDIA AUDIO-VISUAL
1.      Media video

Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.

2.  Media komputer
Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas.

Update RPP dan Silabus Untuk SMA

Silabus dan contoh RPP lengkap jenjang SMA Kurikulum 2013 dapat Anda unduh melalui tautan di bawah ini. 1. Mata Pelajaran Wajib
2. Mata Pelajaran Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
3. Mata Pelajaran Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
4. Mata Pelajaran Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
Selain silabus, Anda juga bisa mengunduh KIKD (kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar) melalui tautan di atas. Silakan diunduh. Karena RPP menjadi tugas masing-masing guru, jadi saya akan share contohnya saja. InsyaAllah kalau ada secara lengkap akan saya share lagi. Semoga bisa menjadi bahan referensi untuk pembuatan RPP selanjutnya.
Mudah-mudahan dengan adanya RPP dan Silabus SMA Kelas X, XI, XII Kurikulum 2013 ini bisa membantu sahabat-sahabat dan mudah-mudahan dapat bermanfaat.

AVES: Buku-Buku Penunjang Mata Pelajaran Sejarah

Buku-Buku Penunjang Mata Pelajaran Sejarah

Pada kesempatan kali ini akan saya bagikan kepada kalian buku-buku penunjang mata pelajaran sejarah. Disini sudah saya sediakan alamat untuk mendownload buku-buku tersebut. Buku-buku yang dapat di download sebagai berikut:

1.Sejarah indonesia Kelas 11 2014 (Buku Siswa) Download
2.Sejarah Indonesia Kelas 11 2014 (Buku Guru) Download
3.Sejarah Indonesia Kelas 10 2014 (Buku Siswa) Download

4.Sejarah Indonesia Kelas 10 2014 (Buku Guru) Download
5.Cakrawala Sejarah 1 kelas 10 2009 Download
6.Cakrawala Sejarah (program Bahasa) Kelas 11 2009 Download
7.Cakrawala Sejarah (program IPS) Kelas 11 2009 Download

PERMASALAHAN DALAM PENGOLAHAN ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN JEMBER

 

ARTIKEL PERMASALAHAN DALAM PENGOLAHAN ARSIP DAN DOKUMENTASI
di
KANTOR PUSAT KEARSIPAN DAN DOKUMENTASI
KABUPATEN JEMBER
(Diajukan sebagai tugas mata kuliah kearsipan dan dokumentasi)
Dosen Pengampu Drs. Marjono, M.Hum



oleh :
Adam Adi Purbaningrat (1302 1030 2063)






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014









PROFIL LEMBAGA


NAMA INSTANSI     :
            KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI – SEKSI ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN JEMBER

NAMA KEPALA       :
BAPAK Drs. Sutrisno, M.Si

ALAMAT INSTANSI :
JL. DHARMAWANGSA, JEMBER TELP / FAX 0331 – 7765486

TUGAS DAN FUNGSI :
PEMBINAAN, PENYELAMATAN, DAN PENYIMPANAN

SARANA DAN PRASARANA :
RUANG TAMU, 4 RUANG PENYIMPANAN, 3 RUANG KERJA, 1 RUANG DAPUR DAN KAMAR MANDI




                                                                                                  




PERMASALAHAN DALAM PENGOLAHAN ARSIP DAN DOKUMENTASI DI KABUPATEN JEMBER

1.       Pendahuluan
          Arsip adalah catatan / dokumen yang dapat berupa buku, surat penting, gambar ataupun video yang dimana fungsi dari arsip tersebut dapat dipakai sebagai bahan komunikasi dan informasi untuk mengetahui aktifitas di masa lampau. Arsip sendiri juga harus disimpan di dalam suatu tempat yang permanen. Sedangkan kearsipan adalah suatu proses kegiatan mulai dari penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pemeliharaan dan penyimpanan menurut sistem tertentu sehingga saat diperlukan dapat ditemukan kembali dengan mudah. Fungsi arsip antara lain sebagai berikut :
1.      Bukti sejarah
2.      Bukti administratif
3.      Bukti hukum
4.      Sumber ilmu pengetahuan sebagai kepentingan bangsa dan negara
Setelah kita mengetahui apa itu pengertian dari arsip dan kersipan sendiri, dapat kita simpulkan bahwa arsip sangatlah penting dalam kehidupan kita. Arsip memberikan informasi penting kepada kita mengenai suatu permasalahan yang kita perlukan di masa mendatang.Melihat pentingnya fungsi arsip seperti yang disebutkan diatas maka, hendaknya dalam pengolahannya arsip harus diserahkan kepada tenaga ahli yang memang sudah berpengalaman dalam bidangnya. Selain itu gedung tempat penyimpanan arsip itu sendiri haruslah yang benar – benar memenuhi standar.
Mengingat pentingnya suatu arsip maka kami memutuskan untuk melihat langsung tempat penyimpanan arsip dan dokumentasi khususnya yang berada di kabupaten Jember. Ternyata untuk kantor kearsipan dan dokumentasi kabupaten Jember terletak di dua tempat yaitu, yang pertama berada di Jalan Letjend. Panjaitan No. 49. Sedangkan yang kedua berada di Jalan Dharmawangsa No. 176 Kaliwining Rambipuji. Untuk kantor pusatnya adalah yang terletak di Jalan Dharmawangsa tersebut

2.    Identifikasi Masalah
 Permasalahan di dalam kantor arsip dan dokumentasi ini dapat dimasukkan dalam 2 kategori, yang pertama yaitu dalam hal sumber daya manusia dan yang kedua dalam hal sarana dan prasarana.
Dalam hal sumber daya manusia (pegawai) yang bekerja di pusat arsip dan dokumentasi kabupaten Jember dapat dikatakan kurang memadai. Pada saat kami melakukan pengamatan langsung di kantor pusat hanya terdapat dua pegawai. Selain itu banyak pegawai yang bekerja di kantor pusat arsip dan dokumentasi tersebut yang murni lulusan atau yang profesional di bidang pengolahan arsip dan dokumentasi. Kebanyakan dari pegawai masih belum paham dalam hal pengolahan arsip dan doumentasi.
Selain dari masalah sumber daya manusia (pegawai) masalah yang lainnya adalah masalah sarana dan prasarana. Dalam hal ini permasalahannya adalah sebagai berikut :
a.       Kondisi bangunan yang tidak terawat.
Dalam hal ini bangunan / gedung tempat penyimpanan dokumentasi dapat dikatakan kurang layak untuk menyimpan arsip dan dokumentasi. Gedung ini sangat perlu di renovasi. Menurut info yang kami dapat, gedung ini sudah pernah di renovasi, tapi hanya sekali. Dari pihak pengelola sudah pernah mengajukan permohonan renovasi bangunan kepada pemerintah Kabupaten Jember tetapi sampai sekarang belum ada tanggapan.
b.      Penyimpanan yang sudah over load
Penyimpanan arsip dan dokumen dalam pusat dokumentasi dan arsip Kabupaten Jember bisa dikatakan sudah melebihi kapasitas yang bisa ditampung (over load) hal ini mengakibatkan banyak arsip dan dokumentasi yang tidak pada tempatnya / berserakan. Banyaka arsip dan dokumen yang dimasukkan di dalam gudang.
Selain dua permasalahan yang penting diatas terdapat pula masalah-masalah yang tidak kalah pentingnya menyangkut pengolahan kearsipan dan dokumentasi di kabupaten Jember, diantaranya :
a.       Arsip-arsip yang ada di kantor tersebut masih bercampur aduk, antara arsip aktif dan arsip inaktif.
b.      Pegawai atau pengelolah yang ditempatkan di kantor tersebut hanya ada 5 orang.
c.       Tempat atau almari untuk menyimpan arsip sangat kurang jumlahnya dan kurang memadai
d.      Arsip yang tersimpan pada kantor tersebut, terakhir tahun 2011.
e.       Kurangnya inovasi dari badan pengelolah (perhatian pemerintah pusat kurang).
f.       Arsip yang tersimpan hanyalah arsip SPJ Keuangan.
g.      Tidak adanya arsiparis dan pustakawan yang ditempatkan di kantor tersebut sehingga kegiatan pemusnahan arsip masih belum pernah dilaksanakan di kantor tersebut.
h.      Karena terlalu banyaknya arsip dan tempat yang sudah tidak mencukupi sehingga menyebabkan banyak arsip yang tergeletak di sisi – sisi ruang dan kebanyakan arsip tersebut kurang terawat.
i.        Sistem keamanan dan tenaga pengaman yang sangat minim.
j.        Dll.

3.    Penyelesaian Masalah
Dalam menghadapi permasalahan –permasalahan diatas diperlukan beberapa solusi dan jalan keluar. Setelah menganalisis berbagai permasalahan yang ada di kantor pusat kearsipan dan dokumentasi Kabupaten Jember kami menyimpulkan beberapa solusi, yaitu :

a.       Perlunya perhatian yang lebih dari pemerintah Kabupaten Jember khususnya untuk pengelolaan arsip dan dokumentasi.
b.      Perlunya kesadaran dari pemerintah dan masyarakat luas tentang pentingnya memelihara arsip dan dokumentasi
c.       Perlu adanya pegawai ahli yang memang khusus bekerja pada bidang kearsipan dan dokumentasi
d.      Perlu adanya pelatihan kepada pegawai kantor kearsipan dan dokumentasi tentang bagaimana memelihara arsip dan dokumen yang membutuhkan perlakuan khusus

Kami sebagai mahasiswa sangat berharap agar pemerintah pusat lebih memperhatikan dan memelihara arsip dan dokumentasi. Karena arsip dan dokumentasi sangat penting dalam perkembangan suatu daerah dan negara. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari karena tidak memelihara arsip dan dokumen dengan baik.


    















 











 





                                                                                                                                  
                                   









 













                                                                                                                        





 




                                                                                                     








Filsafat Sejarah menurut George Willem Fredrich Hegel

(Diajukan sebagai tugas mata kuliah Filsafat Sejarah kelas B)



oleh :
Adam Adi Purbaningrat (1302 1030 2063)







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Georg Wilhelm Friederick Hegel atau biasa dikenal dengan Hegel lahir di stuttgart  pada tahun 1770 saat era keemasan bangsa jerman. Ketertarikanya pada penulis- penulis Yunani, plato dan Aristoteles yang membawanya untuk menekuni teologi di sekolah Tubingen pada usia 18 tahun. Di tempat ini juga ia menaruh perhatian pada hubungan antara filsafat dan teologi yang menjadi embrio dari Pemikiran Hegel di kemudian hari.
Pemikiran Hegel lebih menekankan pada hubungan filsafat sejarah yang mana ia banyak mengkaji tentang berdialektika terhadap realitas dan memandang adanya ’realitas mutlak’ atau ruh mutlak atau idealisme mutlak dalam kehidupan. Sehingga sangat mempengaruhi dalam memandang sejarah secara global.hal ini terbukti saat dialektikanya mampu memasukkan pertentangan didalam sejarah sehingga dapat mengalahkan dalil-dalil yang bersifat statis.
Hegel dikenal sebagai filsuf yang menggunakan dialektika sebagai metode berfilsafat. Dialektika menurut Hegel adalah dua hal yang dipertentangkan lalu didamaikan, atau biasa dikenal dengan tesis (pengiyaan), antitesis (pengingkaran) dan sintesis (kesatuan kontradiksi). Pengiyaan harus berupa konsep pengertian yang empris indrawi. Pengertian yang terkandung di dalamnya berasal dari kata-kata sehari-hari, spontan, bukan reflektif, sehingga terkesan abstrak, umum, statis, dan konseptual.
Filsafat Hegel dikenal sebagai salah satu Filsafat yang sulit dipahami dan di mengerti karena Hegel menggunakan Istilah-istilah yang terlalu teknis dan terkesan ekstrem. Disamping itu, Hegel senang mengunakan hal-hal yang paradoks. Hegel yakin bahwa paradoks adalah  hukum realitas, sebagaimana hukum pemikiran. Ambisi Hegel adalah menyusun suatu sistem filsafat sintesis. Kalau Aristoteles boleh disebut sebagai filusuf yang berhasil menyintesiskan pemikiran-pemikiran Yunani dan Thomas Aqinas melalui Summa Teologica nya yang berhasil menyatukan pengetahuan abad pertengahan, maka Hegel berusaha pula menyatukan Ilmu dan Filsafat abad XIX.

1.2  Rumusan Masalah
  1. Bagaimana biografi George Willem Frederich Hegel itu ?
  2. Bagaimana filsafat sejarah menurut Hegel ?

1.3  Tujuan
1.Untuk pemenuhan tugas mata kuliah Filsafat Sejarah.
2.Untuk mengetahui biografi serta pandangan Hegel mengenai filsafat sejarah.











BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biografi G.W.F. Hegel
            Hegel memiliki nama lengkap George Wilhem Frederich Hegel. Ia lahir tanggal 27 Agustus  1770 di Stuttgart, dan meninggal pada tanggal 14 November 1831. Di masa kecilnya, ia sering membaca literatur, surat kabar, esai filsafat, dan tulisan-tulisan tentang berbagai topik lainnya. Masa kanak-kanaknya yang rajin membaca  mungkin disebabkan oleh ibunya yang luar biasa progresif dan aktif mengasuh perkembangan intelektual anak-anaknya. Keluarga Hegel adalah sebuah keluarga kelas menengah yang mapan di Stuttgart. Ayahnya seorang pegawai negeri dalam administrasi pemerintahan diWürttemberg. Hegel adalah seorang anak yang sakit-sakitan dan hampir meninggal dunia karena cacar sebelum mencapai usia enam tahun.
            Memasuki masa mudanya Hegel menempuh Pendidikan filsafat dan teologi di Universitas Tubingen. Waktu itu di Universitas ini ada dua pemikir yang dikenal sebagai tokoh gerakan romantisme, yaitu Frederich Hordelrin dan Schelling. Memalui kedua tokoh inilah Hegel sangat berantusias mendiskusikan Filsafat Rousseau, Schiller, dan Kant. Dari Tubingen pindah ke Swittzerland dan kemudian memperdalam ilmu filsafatnya lagi di Frankfrut.
Karena itu Hegel merupakan Filosof Idealis berlatar belakang teolog. Karir akademik Hegel dimulai tahun 1801 yakni sebagai tenaga pengajar pada universitas Jerla. Disinilah ia memulai babak baru dalam bersentuhan dengan filsafat secara intens. Pada tahap awal di universitas ini ,ia masih dalam banyang-bayang nama besar Fitche dan Schelling yang saat itu sudah sangat terkenal sebagai seorang Filusuf dan sudah menghasilkan karya yang ber judul “Difference between  The Philosophical Systems Of Fitche and Schelling”.

Namun berkat kerja kerasnya Hegel dapat mempertegas jadi dirinya sebagai Filusuf Independen yang jelas perbedaannya dengan Schelling, lewat keberhasilan Hegel menulis sebuah karya yang diterbitkan dalam buku yang berjudul “ The Phonomenology of Spirit” pada tahun 1907. Karier akademiknya juga menanjak setelah diangkat menjadi Profesor tahun 1818 dan mengeser peran Scelling yang dulunya adalah Profesor di berlin.

Kesibukan dalam dunia akademik setelah diangkat menjadi seorang Profesor tidak mengurangi produktivitasnya dalam bidang keilmuan. Terbukti Hegel masih mampu menulis dan menerbitkan beberpaka karyanya yang terkenal di antaranya “The Encyclopedia Of Philosophical Science (1817)”, “Aesthetics : The Pilosophy Of History, The Science Of Logic (1812-1816), “The Pilosophy Of Right and Law (1821), “The History Of Pilosophy dan Politik Essays.

Hegel meninggal tanggal 14 November 1831 kerena terkena penyakit Kolera. Pada masa itu pengaruh dari pemikiran Hegel meluas keseluruh penjuru Jerman dan menepati posisi puncak dalam dunia filsafat jerman. pengaruhnya didapat berkat pembuktian dan pengabdianya yang tanpa kompromi untuk memurnikan pemikiran, yang dipadu dengan kemampuanya menyusun ruang lingkup dan jalan dialetikanya.

2.2    Filsafat Sejarah  menurut Hegel
            George Wilhelm Friedrich Hegel adalah seorang tokoh besar dalam idealisme Jerman. Ia merupakan salah satu tokoh filsafat spekulatif yang terkenal. Ia belajar filsafat dan teologi di Tubingen. Kemudian ia menjadi seorang dosen pribadi di Jena. Setelah itu baru ia menjadi dosen filsafat. Pada saat Jena dikuasai oleh Napoleon dalam pertempuran di Jena itu, Hegel pergi ke Nuremberg. Sehari sebelum pertempuran di Jena, ia menyatakan bahwa ia telah menyelesaikan karyanya yang berjudul “Phenomenology of Mind”. Setelah itu ia menjadi profesor di Heidelberg (1816-1818) dan kemudian pindah ke berlin sampai ia meninggal.
            Dalam kehidupan masa mudanya, ia tertarik dengan “mistisisme” dan pandangannya sedikit banyak sebagai intelektualisasi terhadap apa yang mulanya tampak pada wawasan mistik. Dari minat awalnya terhadap mistisisme, ia mempertahankan keyakinan kepada ketidaknyataan bagian dunia dalam pandangannya, bukan kumpulan unit keras entah atom atau jiwa yang masing-masing berdiri sendiri. Kemandirian benda yang terbatas dan tampak jelas itu dianggapnya sebagai sebuah ilusi, dia berkata “tiada yang sungguh nyata kecuali “keseluruhan”, bukan sebgai substansi sederhana melainkan sebagai sejenis sistem rumit yang sebaiknya disebut organisme. Benda-benda di dunia ini yang tampak jelas terpisah yang menyusun dunia ini bukanlah sekedar ilusi, melainkan masing masing memiliki tingkat realitas yang lebih besar atau lebih kecil dan realitas tersebut tercapai lantaran suatu aspek dari “keseluruhan” yang akan terlihat jika dipandang dengan benar.
            Hegel menegaskan bahwa yang nyata adalah rasional dan yang rasional adalah yang nyata. Tetapi ketika ia mengatakan hal ini ia tidak memaksudkan “yang nyata” itu sebagai apa yang menurut para empirisis dipandang nyata. Ia mengakui, bahkan meyakinkan, bahwa apa yang bagi empirisis terlihat sebagai fakta baginya adalah tidak rasional, baru ketika karakter yang terlihat pada fakta itu dijelmakan dengan memandang karakter-karakter itu sebagai aspek-aspek dari keseluruhan barulah fakta itu terlihat rasional. Meskipun begitu, identifikasi terhadap yang nyata dan yang rasional itu tetntu menimbulkan beberapa kepuasan yang tak bisa dipisahkan dari keyakinan bahwa”apa saja yang berada adalah yang benar”. “keseluruhan” itu, dengan segala kerumitannya, oleh Hegel disebut “yang Mutlak”. Terdapat dua hal yang membedakan Hegel berebeda dengan orang-orang yang memiliki pandangan metafisis yang kurang lebih mirip dengannya. Salah satunya adalah penekanannya pada logika atau akal, Hegel memandang bahwa hakikat realitas bisa dideduksi dari pertimbangan tunggal bahwa realitas seharusnya tidak kontradiktif diri. Kemudian corak pembeda lainnya adalah gerakan tri tunggal yang disebut “dialektik”.
            Berikut ini merupakan pembahasan mengenai tiga pertanyaan khusus dalam filsafat spekulatif yaitu tentang irama atau pola gerak sejarah kemudian tentang motor penggerak sejarah itu serta yang terahir yaitu tentang tujuan dari proses sejarah itu. Tentunya pembahasan dibawah ini berdasarkan filsafat dari George Wilhelm Friedrich Hegel.

a)             Pola atau Irama sejarah menurut Hegel
            Dalam filsafat sejarah Hegel, ia mengemukakan bahwa proses sejarah merupakan suatu perwujudan dari akal. Dalam filsafatnya, Hegel mengemukakan tentang “dialektisitas” atau skema dialektis yang kemudian dapat kita simpulkan sebagai pola atau irama gerak sejarah menurut Hegel ini sendiri.
            Dialektika atau dialektis merupakan susunan logis yang menunjukkan bagaimana dalam perkembangan proses sejarah itu identifikasi diri roh atau budi terjadi. Dialektika Hegel bukanlah suatu dialektika yang terwujud dalam ungkapan-ungkapan melainkan dalam pengertian konsep-konsep sebagai sarana yang membantu kita bila berbicara mengenai kenyataan. Dasar dari dialektika Hegel ini ialah penyangkalan dari setiap penegasan, yaitu setiap kali kita mengatakan sesuatu mengenai sebuah hal, kita sekaligus mengatakan barang itu bukan ini atau itu misalnya saja “mesin tik ini adalah alat untuk mengetik huruf huruf, jadi bukan alat untuk menghitung”. Gagasan ini diterapkan Hegel pada konsep konsep seperti contoh tersebut. Setiap konsep menimbulkan konsep yang berlawanan, setiap pengertian seolah olah tercermin dalam lawannya. Kunci dari dialektika Hegel ini adalah ialah konsep itu memperhalus pengertian mengenai dirinya karena bercermin pada Anderseinnya dan dengan demikian konsep yang pertama itu dapat diperbaiki. Hegel dalam dialektikanya selalu secara positif berbicara mengenai negasi atau penyangkalan, sedangkan kepositifan sebaliknya menunjukkan tak adanya perkembangan, kemandegan menjadi beku dan fosil (Ankersmit, 1987:28).
            Hegel mengawali proses dialektikanya dengan konsep yang paling abstrak yaitu “yang ada”. Sebagai pengertian umum “yang ada” ini harus dirumuskan lepas dari segala isi yang kongkrit. Ia adalah yang ada tanpa tambahan apapun. Oleh karenanya tidak mengungkapkan isi apapun dan tidak dirumuskan bagaimana. Hal ini disebut “tesis”. Dari tesis ini melahirkan “antitesis”. Sepanjang “yang ada” belum menerima penentuan lebih lanjut, belum dapat dikatakan bagaimana “yang ada” ini sama dengan “yang tidak ada”. Oleh karena itu sebagai hal yang tidak dapat dirumuskan bagaimana, “yang ada” itu sekaligus “yang tidak ada” yang berarti segi negatif dari “yang ada”. Demikianlah “yang ada” dan “yang tidak ada” mewujudkan dua ungkapan yang saling melengkapi bagi hal yang satu, yaitu “awal yang tidak dapat ditentukan bagaimana” itu adalah gerak, yaitu gerak yang memindahkan yang satu kepada yang lain, yang memindahkan “yang tidak ada” menjadi “yang ada”. Gerak dari “yang tidak ada” menuju “yang ada” ini disebut “menjadi” (Hadiwijono, 1980:102).
            Jikalau “yang ada” mewujudakan tesis dan “yang tidak ada” mewujudkan anti tesis, maka “menjadi” adalah sintesisnya. Sebab di dalam “menjadi” keduanya, “yang ada” dan “yang tidak ada” dipersatukan dalam daratan yang lebih tinggi. Apa yang sedang “menjadi” belum mencapai tujuannya. Sekalipun demikian apa yang sedang “menjadi” tidak dapat dikatakan bahwa itu “ yang tidak ada”. Penegertian “menjadi” melahirkan pengertian “yang dijadikan”. Dengan demikian “yang ada secara umum tadi karena “menjadi” dibatasi, berada sebagai “yang terbatas”. Adanya sesuatu yang terbatas mengandaikan adanya sesuatu “yang tidak terbatas”. Jadi tesis “menjadi” menimbulkan antitesis “yang dijadikan” yang kemudian mennghasilkan sintesis “yang tidak terbatas”. Demikianlah seterusnya (Hadiwijono, 1980:102).
            Sebagai contohnya mengenai dialektika dari Hegel ini adalah golongan yang satu menghendaki supaya negara menguasai agama. Pandangan ini mengandung didalamnya hal yang positif baik, yaitu bahwa ada kesatuan dan kekuasaan politik, sehingga tata tertib nasional menjadi terjamin. Segi negatifnya adalah bahwa kebebasan beragama ditiadakan. Agama harus tunduk kepada pemerintah. pandangan yang demikian itu membangkitkan reaksi, yang menghendaki supaya agama menguasai negara. Keuntungan pandangan ini yang mewujudkan segi postifnya ialah kebebasan beragama terjamin yang artinya agama dapat mengatur disri sesuai dengan hakekat dan sifat sifatnya. Akan tetapi segi negatifnya ialah adanya kemungkinan kebebasan beragama itu hanya untuk satu agama saja. Selain daripada itu kekuasaan negara tidak sama dengan kekuatan yang riil, sehingga tata tertib nasional dapat goyah. Jika kita melihat pandangan yang pertama adalah tesisnya, maka pandangan yang kedua adalah antitesisnya. Sintesis bagi kedua pendapat tersebut ialah pandangan yang menghendaki perpisahan diantara agama dan negara. Keduanya baik negara maupun agama harus diberi tugasnya sendiri di bidangnya sendiri sendiri. Segi positifnya dari pandangan yang ketiga ini adalah bahwa tatatertib nasional dapat terjamin, sedangkan kebebasan agama terjamin bagi semua agama. Baik kekuasaan maupun kekuatan politik berada ditangan yang sama. Sekalipun demikian hak agama dihormati, sedang hak agama tidak dicampurkan kedalam kepentingan politik.
            Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwasanya dalam tesis terdapat segi positif dan segi negatifnya, tetapi dalam tesis ini lebih banyak segi positifnya. Sedangkan pada antitesisnya juga terdapat segi positif dan segi negatifnya namun yang membedakan adalah jika dalam antitesisnya lebih banyak segi negatifnya dari pada segi positifnya jika dengan dibandingkan dengan segi positif atau negatif dari tesisnya. Dan kemudian pada sintesisnya semua unsur positif dari tesis maupun antitesis dipersatukan menjadi sebuah segi positif yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tesis maupun antitesisnya. Meskipun tidak menutp kemungkinan dalam sisntesis itu juga terdapt suatu kekurangan atau segi negatifnya namun hal itu bisa dikatakan sangat kecil jika dibanding segi negatif dari tesis dan antitesis. Misalnya saja perkara agama hanya menjadi perkara pribadi sehingga orang mudah kehilangan rasa tanggung jawab sosial dan lain sebagainya.
            Selain itu juga terdapat contoh yang lebih sederhana dalam kehidupan sehari hari. Contoh ini juga akan memaparkan tentang dialektika Hegel yang terdiri dari tesis, antitesis dan sintesis. Pertama kita mengatakan: “realitas adalah seorang paman”. Ini merupakan tesis. Namun keberadaan paman menyiratkan keponakan. Karena tiada yang betul betul eksis selain “yang mutlak”. Kita harus menyimpulkan “yang mutlak adalah seorang keponakan”. Ini merupakan sebuah antitesis. Namun ada keberatan yang sama dengan keberatan terhadap pandangan bahwa yang mutlak adalah paman.oleh karena itu, kita tergerak untuk memandang bahwa yang mutlak itu adalah keseluruhan antara paman dan keponakan. Ini merupakan sintesisnya. Namun sintesis ini masih bersifat mengecewakan, karenanya, kita tergerak memperluas keuniversalan kita dnegan memasukkan saudara, dengan istri ataupun suaminya. Dengan cara ini, begitulah hal ini dpandang kita dapat meneruskannya dengan kekuatan logika belaka, dari segala predikat yang tersirat dari “yang mutlak” sampai pada kesimpulan akhir yaitu “idea yang mutlak (absolute idea)”. Disepanjang keseluruhan proses ini, terdapat asumsi dasar bahwa tidak ada yang benar-benar nyata kecuali mengenai realitas sebagai keseluruhan.
            Jadi pada dasarnya proses gerak sejarah menurut Hegel adalah dialektis. Konsep-konsep yang digunakan pada kenyataan pada dasarnya adalah tidak lengkap, hanya sebuah kepingan saja yang berfungsi sementara. Kekurangan tersebut dapat dilacak dengan mengamati kontradiksi, kekurangan dan kepingan lain yang nampak jika kita menggunakan suatu konsep tersebut. Sesudah mengamati suatu kontradiksi dari sebuah konsep itu, barulah konsep itu akan diperhalus, yang dalam artian diperbaiki dari konsep awalnya. Jadi dialektik merupakan struktur logis dalam historis yang merangkaikan koreksi diri antara yang satu dengan yang lain, proses ini sebenarnya diarahkan oleh kontradiksi-kontradiksi yang terkandung dalam setiap tahap proses itu.

b)            Motor Penggerak Sejarah Menurut Filsafat Hegel
            Dalam filsafat Hegel, hegel mengemukakan bahwa motor penggerak dari sejarah atau segala kejadian di muka bumi ini adalah akal dimana terdapat ruh, ide atau budi. Telah disinggung bahwa menurut Hegel dialektika bersifat ontologis, bahwa proses gerak pemikiran adalah sama dengan proses gerak kenyataan. Oleh karena itu pengertian-pengertian, kategori-kategori sebenarnya bukanlah hukum-hukum pemikiran belaka, tetapi kenyataan-kenyataan, realita. Pengertian-pengertian dan kategori-kategori dan lain-lainnya itu, bukan hanya hal-hal yng menyusun pemikiran kita, tetapi semuanya itu adalah kerangka dunia yang artinya semuanya itu menggambarkan hakekat dunia dalam pemikiran.
            Sedangkan tentang teori Hegel  mengenai akal terdapat dalam pendahuluan The Philosophy of history yang isinya sebagai berikut:
       Seperti  Merkurius pemandu-jiwa, sebenarnya Idea itu pimpinan orang-orang dan pemimpin dunia; dan ruh, kemauan yang rasional dan niscaya dari pemandu itu, sedang dan telah terjadi pengarah peristiwa-peristiwa sejarah dunia. Dengan jasanya ini, mengenal Ruh merupakan tugas kita sekarang. ....
       Satu-satunya pikiran yang dibawa oleh filsafat ke dalam perenungan tentang sejarah adalah konsepsi sederhana tentang akal; bahwa akal adalah raja dunia; bahwa karenanya sejarah dunia menyampaikan suatu proses yang rasional kepada kita. Keyakinan dan intuisi  ini merupakan hipotesis di ranah sejarah seperti apa adanya. Di ranah filsafat ini bukan hipotesis. Disana terbukti oleh kognisi spekulatif bahwa akal dan istilah ini bisa mencukupi kita disini, tanpa penyelidikan tentang hubungan yang dilestarikan oleh alam semesta dengan yang berada Ilahi adalah Substansi, disamping sebagai Kekuasaan Yang Tak Terhingga; Material Tak Terhingga-nya  sendiri melandasi semua kehidupan alamiah dan rohaniah yang memunculkannya, sebangaimana Forma tak terhingga yang menentukan gerakan material  itu. Akal adalah Substansi alam semesta....
       Bahwa ‘Idea’ atau ‘akal’ ini adalah Yang Benar, Yang Abadi, esensial yang sangat kuat dan mutlak; bahwa ini mengungkap dengan sendirinya di dunia, dan bahwa di dunia itu, tiada lain  yang terungkap selain ini dan kehormatannya dan kemuliannya. Merupakan tesis yang, sebagaimana yang telaj kami sampaikan , sudah terbukti dalam filsafat, dan disini telah diperagakan . Dunia intelegensi dan kemauan sadar tidak dilepas menghadapi risiko, tetapi pasti memperlihatkan diri dengan sorotan Idea yang sadar diri, [Ini merupakan] hasil yang kebetulan saya ketahui, karena saya melintasi kesuluruhan lapangan itu.
            Dari kutipan tersebut jelas sekali bahwa Hegel sangat memuliakan akal, akal dianggapnya sebagai raja dunia dan sebagai penggerak dalam segala jenis peristiwa dalam dunia ini. Akal disebutnya sebagai substansi dari alam semesta. Selain itu hegel juga mengatakan bahwa akal adalah yang benar dan yang abadi dengan segala kemuliannya dan kehormatannya, dari pernyataan itu dapat sedikit tergambar bagaimana Hegel menomorsatukan akal dibandingkan dengan aspek yang lain misalkan saja peran tuhan dalam kehidupan.
            Sedangkan pandangan hegel menegenai ruh adalah Ruh, dan rangkaian perkembangannya, merupakan obyek substansial filsafat sejarah. Hakikat Ruh bisa dipahami dengan membandingkannya dengan oposisinya, yakni Materi. Esensi materi adalah gravitasi; esensi ruh adalah kebebasan. Materi adalah diluar dengan sendirinya, sedangkan Ruh mempunyai pusatnya dengan sendirinya, “Ruh adalah eksistensi yang swa-isi (self-contained).” Jika ini tidak jelas, definii berikut mungkin lebih terang:
Tetapi apakah Ruh itu?Ruh adalah yang tak terhingga, identitas murni yang senantiasa homogen yang pada tahap kedua memisah diri dari dirinya sendiri dan menjadikan aspek kedua kutub lawannya sendiri, yakni eksistensi untuk dan dalam diri bilamana dibandingkan dengan Yang Universal (Russel, 2007:959).
            Menurut Hegel seluruh proses dunia adalah suatu perkembangan roh. Sesuai dengan hukum dialektika roh meningkatkan diri, tahap demi tahap, menuju kepada Yang Mutlak. Sesuai dengan perkembangan Roh ini maka filsafat Hegel tiga tahapan yaitu:
a.       Tahap ketika Roh berada dalam keadaan “ada dalam dirinya sendiri”. Ilmu filsafat yang membicarakan roh berada dalam keadaan ini disebut logika.
b.      Dalam tahap kedua roh berada dalam keadaan “berbeda dengan dirinya sendiri”, berbeda dengan “yang lain”. Roh disini keluar dari dirinya sendiri, menjadikan dirinya “diluar” dirinya dalam bentuk alam, yang terkait kepada ruang dan waktu. Ilmu filsafat yang membicarakan tahap ini disebutnya filsafat alam.
c.       Akhirnya tahap ketiga, yaitu tahap ketika roh kembali kepada dirinya sendiri yaitu kembali daripada berada di luar dirinya, sehingga Roh berada dalam keadaan “dalam dirinya dan bagi dirinya sendiri”. Tahap ini menjadi sasaran filsafat roh.

Dari tahap tahap diatas digambarkan suatu perkembangan tentang roh menurut hegel. Roh juga berperan penting dalam sejarah ketika roh itu sampai pada tahapan yang ketiga dimana roh sudah kembali kepada dirinya dan berada dalam dirinya dan bagi dirinya sendiri pada tahap inilah yang disebut dengan “yang mutlak” (Hadiwijono, 1980:101).
            Selain itu mengenai idea hegel mengemukakan Idea Yang Mutlak, yang padanya Logika Berujung. Ide ini diperkirakan merupakan pemikiran mengenai ide itu sendiri. Jelas, yang Mutlak tidak dapat memikirkan apa-apa selain memikirkan dirinya sendiri, karena tidak ada yang lain, kecuali pada pemahaman Realitas secara parsial dan keliru. Kita diberitahu bahwa Ruh (spirit) adalah satu-satunya realitas, dan bahwa pikirannya dipantulkan ke dalam dirinya sendiri oleh kesadaran diri. Kata-kata yang dipakai Hegel untuk mendefinisikan Idea Yang Mutlak sangat kabur. Wallace menerjemahkannya sebagai berikut:
            The Absolut Idea. The Idea, as unity of the Subjective dan Objective Idea, is the notion of the idea- a notion whose object (Gegenstad)  is the Idea as such, and wich the objective (Object) is Idea –an object wich embraces all characteristic in this unity.
            (Idea Yang Mutlak. Ide, sebagai kesatuan Idea Subjective dan Objektive, adalah suatu gagasan Idea-gagasan yang obyeknya adalah Idea seperti apa adanya, dan yang sasarannya adalah Idea-suatu obyek yang mencakup semua karakteristik dalam kesatuannya).

c)             Tujuan Gerak Sejarah menurut Filsafat Hegel
            Dalam filsafat Hegel, ia mengemukakan bahwa tujuan dari proses sejarah adalah sebuah kebebasan dalam menggunakan akal atau bisa dikatakan adalah kebebasan dalam berfikir. Pada dasarnya perkembangan Dalam perkembangan historis Ruh, terdapat tiga tahap: (1) Timur, (2) Yunani dan Romawi, (3) Jerman. Sejarah dunia adalah ketertiban kehendak alamiah yang tak terkontrol, yang mengubahnya menjadi ketaatan pada prinsip universal dan yang menganugerahkan kebebasan Subyektif. Dunia timur tahu, dari dulu hingga sekarang, bahwa yang bebas hanya Satu; dunia Romawi dan Yunani tahu bahwa yang bebas Beberapa; dunia Jerman tahu bahwa yang bebas Semuanya.” Orang mungkin mengira bahwa demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang tepat yang didalamnya semua orang bebas, tetapi pada kenyataannya tidak demikian. Tetapi monarkilah yang didalamnya semua orang bebas. Kata “Kebebasan” yang dipakai hegel ini terkait dengan pngertian yang sangat ganjil. Baginya tidak ada kebebasan tanpa hukum, tetapi ia cenderung mengubah ini, dan berpendapat bahwa dimana ada hukum disitu ada kebebasan. Dengan demikian, “kebebasan” bagi dia bermakna agak lebih luas daripada hak untuk mentaati hukum. Sebagaimana yang bisa diduga, ia menyerahkan peran tertinggi kepada bangsa Jerman dalam perkembangan terestial Ruh. “ Ruh Jerman adalah ruh dunia baru. Tujuannya adalah realisasi Kebenaran mutlak sebagai determinasi diri tak terbatas dari kebebasan yakni kebebasan yang mempunyai bentuk absolutnya sendiri, kebebasan itu sendiri sebagai tujuannya” (Russel, 2007:958).
            Selain penjelasan tersebut juga terdapat penjelasan lain mengenai proses dari perkembangan ruh secara historis juga dijelaskan pada buku Refleksi Tentang Sejarah karangan dari Ankersmit (1987:39) yaitu proses sejarah terbagi dalam tiga bagian yakni sejarah Timur, Yunani Romawi, dan Germania atau Eropa Barat. Pembagian ini didasarkan atas trias Hegel, yakni Roh Obyektif, roh Subyektif, dan roh Mutlak. Inilah struktur kedua. Dalam dunia timur, Roh belum sadar diri, manusia masih berada dalam keadaan alami sedangkan roh roh berkarya dan menyusun dalam obyektifitas(seperti misalnya hokum alam). Baru dalam dunia Yunani Romawi timbullah subyektifitas. Roh menempatkan diri diluar dan berhadapan dengan apa yang secara obyektif ada. Akan tetapi roh Subyektif semula kurang memahami kenyataan obyektif. Baru dengan munculnya roh Mutlak, didalam dunia Germania terjadi perukunan antara Subyektif dan Obyektif.  Kedua Trilogi ini berkaitan dengan Trilogi yang ketiga: dalam tahap roh Obyektif kenyataan social berpadanan dengan kenyataan alami. Seperti bend-benda dan hewan-hewan dalam kenyataan fisik dan biologis dikuasai oleh hokum-hukum fisik dan biologis yang universal, demikian juga dengan masyarakat manusia dalam tahap roh Obyektif. Tahap roh Mutlak ditandai oleh cirri universalitas, sedangkan dunia Yunani Romawi oleh Subyektifitas, artinya refleksi diri dan individualitas. Individualitas berhadapan dengan universalitas dan obyek tifitas. Tetapi sintesis antara universaliatas dan individualitas baru tercapai dalam dunia Germania dan disana terwujud dalam “das konkrete Universele”, seperti diistilahkan Hegel, yaitu Universalitas yang diindividualkan. Perkembangan dalam hubungan antara manusia dalam bidang pltik dan social, merupakan contoh bagaimana skema yang abstrak ini terwujud. Dalam dunia timur, menusia mengikat diri tanpa berpikir lebih mendalam, tanpa refleksi diri pada peraturan-peraturan yang berlaku di dalam masyarakatnya, sama seperti benda-benda dan hewan-hewan tunduk kepada hukum alam. Dalam tahap roh Subyektif (Yunani Romawi)  manusia mulai berpikir mengenai hubungan antara individu dan masyarakat atau Negara, namun belum tetu berhasil menemukan keseimbangan antara kedua kutub tersebut. Baru di dunia Germania, tahap “Universalitas yang konkret” terjadilah suatu bentuk masyarakat (monarki konstutional) yang sama-sama memperhatikan baik individu maupun masyarakat. Masalah mengenai hubungan antara individu dan masyarakat  adalah masalah yang paling pokok yang dihadapi manusia dalam perkembangan sejarahnya dipecahkan secara memuaskan.
            Selain itu Hegel juga menaruh perhatiannya terhadap negara, menurutnya Negara adalah sebuah perwujudan dari kebebasan. dalam The Philosophy of History dikatakan bahwa “Negara adalah kehidupan bermoral yang terwujud secara actual,” dan bahwa semua realitas spiritual yang dimiliki umat manusia, hanya bisa dimiliki melalui Negara.” Karena realitas spiritualnya tercapai lantaran Negara, maka esensinya sendiri “akal” hadir kepadanya secara obyektif. Maka baginya, Negara mempunya eksistensi obyektif. Karena kebenaran adalah kesatuan dari kehendak yang universal dan rasionalnya. Negara adalah Idea Illahi yang mewujud dibumi.”lagipula, “Negara adalah jelmaan kebebasan rasional, yang mewujudkan dan mengakui diri dalam bentuk yang obyektif. Negara adalah Idea Ruh dalam perwujudan eksternal Kehendak manusia dan kebebasannya.
           

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
  • Menurut hegel sejarah adalah perkembangan roh dalam waktu sedangkan alam adalah perkembangan Ide dalam ruang dasar inilah yang menjadi pedoman pemhaman tentang filsafat sejarah Hegel.sistem menyeluruh Hegel dibangun atas 3 unsur utama atau disebut the great triad yang terdiri dari Ide-Alam-Roh.

  • Pola atau irama gerak sejarah menurut Hegel adalah berbentuk dialektika / dialektis. Yaitu perpaduan pengiyaan (tesis) dengan pengingkaran (antitesis) yang kemudian menghasilkan kesatuan kontradiksi (sintesis).

  • Motor penggerak sejarah menurut Hegel adalah akal dimana terdapat ruh, ide atau budi.

  • Tujuan gerak sejarah menurut Hegel adalah ide yang absolut, kebebasan berpikir dan Eropa barat (Jerman)









DAFTAR PUSTAKA
Ankersmit, F.R. 1987. Refleksi Tentang Sejarah. Jakarta: Gramedia
Kartodirdjo, Sartono. 1990. Ungkapan-ungkapan Filsafat Sejarah Barat dan Timur. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Hadiwijono, Harun.1980. Sari Filsafat Sejarah Barat 2. Yogyakarta: Yayasan Kanisus
www. Wikipedia.com